Jakarta -Krisis keuangan memang tidak pernah bisa
ditebak kapan datang dan seberapa besarnya. Ekonomi dunia yang saling
terhubung membuat peluang terjadinya krisis menjadi lebih besar.
CEO
PT Valbury Asia Securities Johanes Soetikno mengatakan, sebagai pelaku
pasar keuangan antisipasi yang sangat diperlukan ketika krisis mengancam
adalah bersikap tidak panik.
"Krisis itu terjadi kalau kita
sebagai pelaku tak siap dan panik. Timbulnya suatu keadaan yang disebut
krisis itu karena kaget," ungkapnya di Gedung Radius Prawiro, komplek
Bank Indonesia (BI), Jakarta, Jumat (27/2/2015).
Kesiapan bagi
pelaku pasar keuangan, menurut Johanes cukup sederhana. Yaitu dengan
mengikuti semua aturan yang sudah diterbitkan oleh otoritas terkait
seperti pemerintah, BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS).
"Kalau mengikuti rambu-rambu yang sudah ditetapkan oleh otoritas, pasti industrinya jadi kuat," tegas Johannes.
Ia
menambahkan, krisis selalu terjadi dengan alasan yang berbeda-beda.
Bila melihat sebelum 2000, krisis lebih disebabkan masalah likuiditas,
utang luar negeri, dan sebagainya.
"Karena dulu dolar murah, suku
bunga rendah. Jadi orang pinjam duit dari luar, terus bawa ke sini
ditukarkan ke rupiah saja. Sudah untung kan," jelasnya.
Berbeda
dengan masa setelah 2000, sektor keuangan menjadi lebih berhati-hati
dalam mengambil langkah bisnis. Namun karena ekonomi lebih terbuka,
setiap negara menjadi saling terkait. Termasuk saat ada masalah.
Sumber : Detik.com
Kamis, 26 Februari 2015
Tagged under:
Ini Tips dari Bos Sekuritas Agar RI Bisa Terhindar dari Krisis
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar