Text Widget

Contact us

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

PT. Eureka Logistics. Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 08 Mei 2015

Tagged under:

Pertumbuhan Ekonomi & Kredit Loyo, Pemerintah Masih Pede

JAKARTA—Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan pemerintah masih optimistis dengan  tak mengkoreksi target pertumbuhan ekonomi dan penyaluran kredit pada tahun ini kendati pada kuartal I/2015, laju peningkatan kedua komponen tersebut kian tersendat.
Padahal data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2015 hanya berada di posisi 4,71%. Sementara itu, dari data analisis uang beredar M2, posisi kredit yang disalurkan perbankan hingga Maret 2015 hanya tumbuh 11,1% secara year on year (y-o-y) menjadi Rp3.713 triliun atau turun dari peningkatan pada Februari 2015 sebesar 12% y-o-y.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D. W. Martowardojo mengatakan pada semester II/2015 pihaknya melihat ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi berada di batas bawah dari target yang ditetapkan atau di posisi 5,4%.

Kendati demikian, dia tetap meyakini pada akhir tahun nanti, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap akan berada pada kisaran 5,4%-5,8% ditopang belanja pemerintah, investasi, dan konsumsi domestik.

“Tetap kami masih lihat pertumbuhan di range 5,4%-5,8% full year,” ujar Agus di Jakarta, Kamis (7/5).

Dengan optimisme tersebut, bank sentral ini juga memastikan masih tetap menerapkan kebijakan moneter bias ketat.

Pasalnya, menurut Agus, pihaknya juga mewaspadai kondisi ekonomi global yang masih menunjukkan turunnya harga komoditas, penguatan dolar, serta ekonomi China yang juga belum membaik.

“Jadi risiko adanya capital movement itu sesuatu yang perlu kita sangat waspadai. Tetapi secara bersamaan di domestik, kami harapkan reformasi struktural terus berjalan dan upaya untuk mengendalikan inflasi dan current account deficit terus dijalankan.”

Wapres Jusuf Kalla pun optimistis laju perlambatan ekonomi yang terjadi pada kuartal I/2015 tak akan berlanjut di periode berikutnya.

“Pasti di atas 5% . Karena proyek jalan semua, berarti industri akan jalan, sehingga otomatis kegiatan konsumsi naik,” jelas JK.

JK mengakui lemahnya pertumbuhan ekonomi pada tiga bulan pertama tahun ini tersebut karena persiapan administrasi yang terhambat akibat perubahan pemerintah dan pengesahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara-Perubahan (APBN-P) di Februari.
“Sehingga yang lainnya telat, tapi Mei ini akan jalan semuanya,” kata dia.

Namun, meski  meyakini ekonomi akan membaik pada kuartal II/2015, JK memproyeksikan tetap butuh waktu lebih lama untuk mencapai posisi pertumbuhan di posisi 5,7%.

Sumber : Bisnis.com

0 komentar:

Posting Komentar