JAKARTA—Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan pemerintah masih
optimistis dengan tak mengkoreksi target pertumbuhan ekonomi dan
penyaluran kredit pada tahun ini kendati pada kuartal I/2015, laju
peningkatan kedua komponen tersebut kian tersendat.
Padahal data
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2015 hanya berada di posisi
4,71%. Sementara itu, dari data analisis uang beredar M2, posisi kredit
yang disalurkan perbankan hingga Maret 2015 hanya tumbuh 11,1% secara year on year (y-o-y) menjadi Rp3.713 triliun atau turun dari peningkatan pada Februari 2015 sebesar 12% y-o-y.
Gubernur
Bank Indonesia (BI) Agus D. W. Martowardojo mengatakan pada semester
II/2015 pihaknya melihat ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi berada di
batas bawah dari target yang ditetapkan atau di posisi 5,4%.
Kendati
demikian, dia tetap meyakini pada akhir tahun nanti, pertumbuhan
ekonomi Indonesia tetap akan berada pada kisaran 5,4%-5,8% ditopang
belanja pemerintah, investasi, dan konsumsi domestik.
“Tetap kami masih lihat pertumbuhan di range 5,4%-5,8% full year,” ujar Agus di Jakarta, Kamis (7/5).
Dengan optimisme tersebut, bank sentral ini juga memastikan masih tetap menerapkan kebijakan moneter bias ketat.
Pasalnya,
menurut Agus, pihaknya juga mewaspadai kondisi ekonomi global yang
masih menunjukkan turunnya harga komoditas, penguatan dolar, serta
ekonomi China yang juga belum membaik.
“Jadi risiko adanya capital movement itu
sesuatu yang perlu kita sangat waspadai. Tetapi secara bersamaan di
domestik, kami harapkan reformasi struktural terus berjalan dan upaya
untuk mengendalikan inflasi dan current account deficit terus dijalankan.”
Wapres
Jusuf Kalla pun optimistis laju perlambatan ekonomi yang terjadi pada
kuartal I/2015 tak akan berlanjut di periode berikutnya.
“Pasti di atas 5% . Karena proyek jalan semua, berarti industri akan jalan, sehingga otomatis kegiatan konsumsi naik,” jelas JK.
JK
mengakui lemahnya pertumbuhan ekonomi pada tiga bulan pertama tahun ini
tersebut karena persiapan administrasi yang terhambat akibat perubahan
pemerintah dan pengesahan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara-Perubahan (APBN-P) di Februari.
“Sehingga yang lainnya telat,
tapi Mei ini akan jalan semuanya,” kata dia.
Namun, meski
meyakini ekonomi akan membaik pada kuartal II/2015, JK memproyeksikan
tetap butuh waktu lebih lama untuk mencapai posisi pertumbuhan di posisi
5,7%.
Sumber : Bisnis.com
Jumat, 08 Mei 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar