JAKARTA. Indonesia berpacu dengan waktu untuk
menyambut pelaksanaan pasar bebas Asia Tenggara atawa sering disebut Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Saat itu tiba, ada 12 sektor usaha yang akan dibuka
bebas untuk investor asing dari tetangga.
Dari 12 sektor usaha yang akan dibuka, sebanyak lima
sektor diantaranya merupakan industri jasa. Sedangkan tujuh sektor sisanya adalah
perdagangan dan industri.
Meski pasar bebas tinggal menunggu waktu, sektor usaha
di dalam negeri banyak yang belum siap. Oleh karena itu, pengusaha pun meminta
agar pemerintah Indonesia meninjau kembali perjanjian perdagangan bebas di
kawasan Asia Tenggara ini.
Seperti diungkapkan oleh ketua Asosiasi Pengusaha
Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi, saat ini ada beberapa sektor usaha yang sama
sekali belum siap menghadapi gempuran pengusaha tetangga.
Sektor unggulan seperti elektronik dan pertanian,
Indonesia belum bisa menandingi Vietnam dan Thailand. "Seperti industri
jasa, manufaktur, pertanian dan elektronika," ungkap Sofjan (2/4).
Sedang Ketua Komite Tetap Kamar Dagang dan Industri
(Kadin) bidang Perdagangan Dalam Negeri, Franky Sibarani mengatakan pemerintah
harus berani menyatakan sektor-sektor sudah siap dan belum siap. "Kalau
belum siap, sebaiknya diberi tambahan waktu perbaikan," ujarnya.
Franky berpendapat, sektor usaha yang mampu bersaing dan
memiliki persiapan optimal saat ini adalah pariwisata. Banyak tenaga kompeten
di sektor ini dan mendapat dukungan pemerintah.
Dukungan pemerintah
Menurut Franky saat ini industri di Indonesia sulit
bersaing karena harus berjuang sendiri. Ada beberapa faktor penentu,
persaingan, seperti modal, upah buruh, dan komponen produksi lainnya termasuk
infrastruktur.
Ia menyebutkan tingkat bunga perbankan negara tetangga
saat ini satu digit, sedangkan Indonesia dua digit. Perlu peran pemerintah
mendukung permodalan bagi pengusaha.
"Di Thailand permodalan kuat. UKM disana berencana
investasi di Indonesia," katanya.Di sisi lain pengusaha Indonesia
kesulitan mendapatkan pasokan energi untuk berproduksi, apakah itu listrik
ataupun gas. "Persoalan energi, dan bahan baku produksi juga masih harus
dipertimbangkan," katanya.
Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ade
Sudrajat pesimistis Indonesia bisa memiliki sektor unggulan di MEA 2015. Selama
ini kesiapan menghadapi pasar bebas ASEAN hanya tdari pemerintah, bukan
pengusaha. "Pemerintah tak melakukan persiapan baik," katanya.
Menteri Keuangan Chatib Basri mengakui, ada dua
pekerjaan rumah yang belum kelar dilakukan pemerintah. Yakni infrastruktur dan
SDM yang belum mumpuni.
Ekonom Hendri Sapari berpendapat, agar kualitas
SDM Indonesia bisa bersaing perlu dibuat sertifikasi. Perlu juga menyaring
tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia.
http://nasional.kontan.co.id/news/indonesia-belum-sanggup-bersaing-di-asean
0 komentar:
Posting Komentar