Text Widget

Contact us

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

PT. Eureka Logistics. Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 29 Desember 2014

Tagged under:

Perbatasan Laut Rawan Pencurian Ikan dan Penyelundupan

JAKARTA – Minimnya alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan fasilitas pengamanan laut membuat wilayah bahari di perbatasan rawan pencurian. Badan Koordinator Keamanan Laut (Bakorkamla) mengungkapkan, setidaknya ada dua area laut yang rawan pencurian ikan. Yakni, Laut Natuna dan Selat Sulawesi.
Kepala Pelaksana Harian Bakorkamla Laksamana Madya TNI D.A. Mamahit mengatakan, pencurian ikan berkali-kali terjadi. Selama 1 Januari hingga 31 Oktober 2014, Bakorkamla telah mengungkap delapan kali pencurian ikan di dua perairan tersebut. Mamahit menuturkan, dua perairan itu berada di perbatasan negara. ’’Artinya, bisa diprediksi wilayah laut yang rawan pencurian ikan itu memang berada di perbatasan,’’ terangnya.
Selain pencurian ikan, wilayah perbatasan laut rawan penyelundupan barang dan manusia. Wilayah laut yang rawan penyelundupan itu biasanya berbatasan dengan Malaysia, Thailand, dan Filipina. ’’Laut yang berbatasan dengan Papua Nugini juga ada, tapi kebanyakan hasil hutan yang diselundupkan,’’ ujarnya.
Sesuai data Bakorkamla, selama 1 Januari hingga 31 Oktober, telah terjadi 76 kali penyelundupan barang dan manusia. Perinciannya, 9 kali penyelundupan manusia, 31 kali penyelundupan BBM, 5 kali penyelundupan kayu, 7 kali penyelundupan narkotika, 4 kali penyelundupan minuman keras, 2 kali penyelundupan binatang, dan 18 kali penyelundupan barang elektronik. ’’Semua ini tentu yang terungkap. Tapi, saya kira masih ada banyak yang tidak ketahuan,’’ tuturnya.
Sebab, sebenarnya ada beberapa kali pencurian ikan dan penyelundupan barang yang lolos dari pengejaran. Biasanya, kapal itu lolos karena jauhnya jarak dari kapal patroli. ’’Dengan demikian tidak terkejar oleh kapal patroli,’’ tuturnya
Minimnya fasilitas persenjataan pengamanan laut juga menjadi kendala. Selain TNI-AL yang alutisistanya minim, Bakorkamla hanya memiliki tiga kapal ukuran 48 meter untuk menjaga laut Indonesia.
Mamahit mengatakan, minimnya kapal itu tentu saja cukup menyulitkan untuk mengoordinasi pengamanan laut. Karena itu, telah dirancang ada penambahan tiga kapal pada 2015. Ukuran kapal yang akan dibeli itu sama dengan kapal yang dimiliki saat ini, yakni 48 meter. ’’Sesuai program Bakorkamla, hingga lima tahun ke depan, ada 30 kapal yang akan dimiliki,’’ jelasnya.
Selama ini upaya mengamankan laut dengan hanya tiga kapal tetap bisa diatasi. Caranya, berkoordinasi bersama TNI-AL yang memiliki sekitar 80 kapal militer. Kerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga dilakukan. ’’Intinya, pengamanan laut dilakukan bersama sehingga bisa mengatasi minimnya jumlah kapal,’’ ujarnya.
Perbaikan juga perlu dilakukan pada sumber daya manusia (SDM). Saat ini jumlah anggota Bakorkamla hanya 400 orang. Jumlah itu sangat tidak sebanding dengan wilayah laut yang harus dijaga, seluas 3.257.483 km2. ’’Dalam lima tahun ke depan, anggota Bakorkamla akan menjadi 2 ribu orang. Secara gradual akan ditingkatkan,’’ ujar Mamahit.
Pencurian ikan dan penyelundupan juga kerap kali dibantu oknum-oknum tertentu. Untuk itu, Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangkoarmabar) Laksamana Muda TNI Widodo memastikan akan bertindak tegas jika ada anggotanya yang terlibat dalam pencurian ikan dan penyelundupan. ’’Kalau terbukti, tentu bisa dilakukan pemecatan,’’ katanya. (idr/c17/sof)

0 komentar:

Posting Komentar