Bisnis.com,SEMARANG—Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas
(Lembaga Ketahanan Nasional) menilai bahwa Indonesia harus lebih banyak lagi
membangun transportasi laut disamping sarana transportasi darat maupun udara.
Pasalnya, sarana transportasi laut yang solid sangat dibutuhkan bagi negara
kepulauan seperti Indonesia yang secara geografis didominasi oleh unsur air dan
kelautan.
Ketua Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (IKAL) Angkatan 49 Boedhi
Setiadjid mengatakan dalam kalkulasi pembiayaan, secara umum biaya
transportasi laut hanya 30%, sementara sisanya 70% terjadi di darat,
yakni berupa biaya angkutan darat, pergudangan dan perijinan.
“Di luar biaya-biaya itu, di darat sering ditemui praktek-praktek ilegal berupa
pungutan-pungutan tak resmi yang semakin memberatkan dunia usaha sehingga
menyebabkan ekonomi biaya tinggi,” kata Boedhi, Selasa (19/8/2014).
Menurut Boedhi, konsep tol laut akan dapat mengembangkan ekonomi maritim, yaitu
dengan menjadikan laut sebagai basis konektivitas produksi dan pemasaran antar
daerah atau pulau di Indonesia dan regional.
“Adanya disparitas harga antara wilayah barat dan timur Indonesia membuat moda
angkutan laut terbilang paling murah, sehingga harus digenjot. Realisasi tol
laut dapat menurunkan biaya logistik dan diharapkan stabilitas harga
barang maupun komoditas antar daerah bisa terjaga, sehingga disparitas harganya
tidak terlalu tinggi antara wilayah satu dengan lainnya,” papar Boedhi.
Sebelumnya, tol laut digambarkan adalah sebagai armada kapal besar yang secara
reguler berlayar melayani angkutan logistik dari ujung barat Indonesia ke ujung
timur Indonesia dan sebaliknya. Kapal-kapal secara reguler menghubungkan
wilayah-wilayah/pulau-pulau sekitarnya maupun ke kawasan regional di wilayah
Asia-Pasifik.
“Untuk membangun moda transportasi dengan konsep tol laut, pemerintah harus
melibatkan pendanaan swasta dan untuk merangsang keterlibatan swasta
pemerintahan yang baru sebaiknya memangkas perizinan yang menghambat
pengembangan infrastrukturnya,” tambah Boedhi.
Dia melanjutkan saat ini pihaknya tengah mengkaji lebih jauh bagaimana
implementasi program strategis tol laut dapat diterapkan dalam sistem
konektivitas nasional berikut tantangan dan hambatannya.
“Kemaritiman Indonesia dapat menjadi aset tersendiri, sekarang tinggal
bagaimana komitmen pemerintah terpilih untuk melaksanakan program itu. Kita
juga mengrapkan agra pengembangan teknologi kelautan ke depan dapat mendukung pembangunan
pros maritim nasional,” ujar Boedhi.
Selasa, 02 September 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar